Jam Pelayanan Rumah Sakit: · Senin s/d Jumat 07:30 - 16:00

Butuh Bantuan? Hubungi di (021) 5682841 atau Email kami.

PEMERIKSAAN KESEHATAN & EDUKASI CAREGIVER LANSIA

Pemeriksaan Kesehatan & Edukasi Caregiver Lansia

Pemeriksaan Kesehatan & Edukasi Caregiver Lansia

Instalasi Psikogeriatri RS Soeharto Heerdjan — 3 Oktober 2025

Pada 3 Oktober 2025, Instalasi Psikogeriatri Rumah Sakit Soeharto Heerdjan menyelenggarakan kegiatan pemeriksaan kesehatan dan edukasi khusus bagi caregiver lansia. Kegiatan yang menyasar keluarga dan pendamping orang lanjut usia ini menekankan pendekatan non-farmakologis dalam merawat Orang Dengan Demensia (ODD) dan teknik praktis untuk menurunkan kecemasan pasien maupun caregiver. Narasumber pada kegiatan tersebut adalah dr.Arundhati Nugrahaning Aji,SpKj (K), yang membawakan materi terapi non-farmakologi untuk ODD, dan Ns.Rina Sogirin Trisnawati,S.Kep, yang mengajarkan teknik imajinasi terbimbing sebagai cara mengurangi kecemasan.

Latar belakang acara

Bertambahnya jumlah lansia dan meningkatnya kasus demensia membuat intervensi berbasis keluarga dan komunitas menjadi sangat penting. Instalasi Psikogeriatri RSSH merespon kebutuhan ini dengan menggabungkan skrining kesehatan dasar (fungsi kognitif, tekanan darah, kontrol nutrisi) dan sesi edukasi yang dapat langsung diterapkan oleh caregiver sehari-hari. Tujuannya: memperpanjang kualitas hidup lansia, menunda penurunan fungsi, dan mengurangi beban psikologis bagi keluarga.

Ringkasan pemeriksaan kesehatan

Pada sesi pemeriksaan, peserta mendapatkan:

  • Pemeriksaan tekanan darah, gula darah sekena, dan indeks massa tubuh.
  • Skrining singkat fungsi kognitif
  • Observasi masalah tidur, nutrisi, keluhan nyeri, serta gejala kecemasan atau depresi.
    Hasil skrining kemudian dimanfaatkan sebagai dasar rekomendasi terapi non-farmakologi dan rujukan bila diperlukan.

Materi dr.Arundhati Nugrahaning Aji,SpKj (K) — Terapi Non-Farmakologi untuk ODD

dr. Arundati Nugrahaning Aji, SpKj (K) membuka sesi dengan prinsip dasar: demensia harus dikelola holistik, dan penggunaan obat hanyalah salah satu komponen. Ia menekankan bahwa intervensi non-farmakologis sering kali memberikan perbaikan signifikan terhadap kualitas hidup, gejala perilaku, dan hubungan sosial.

 

Metode non-farmakologis yang dibahas

  1. Stimulasi Kognitif Terstruktur
    • Latihan memori sederhana, teka-teki yang disesuaikan, dan aktivitas harian yang terstruktur untuk mempertahankan fungsi kognitif.
  2. Terapi Reminiscence (Kenangan)
    • Menggunakan foto, musik lama, atau benda sentimental untuk memicu memori jangka panjang dan meningkatkan mood.
  3. Musik dan Terapi Seni
    • Musik yang familiar dan kegiatan melukis/mewarnai dapat menurunkan agitasi dan meningkatkan keterlibatan.
  4. Validation Therapy
    • Teknik komunikasi yang menghargai pengalaman emosional pasien (mengakui perasaan lebih dulu daripada membantah realitas yang salah).
  5. Environmental Modifications
    • Pengaturan rumah yang aman, pengurangan stimulus yang membingungkan, penandaan ruang, dan pencahayaan yang baik.
  6. Rutin Harian dan Aktivitas Fisik
    • Jadwal yang konsisten, aktivitas ringan (jalan, senam ringan) untuk menjaga ritme sirkadian dan kebugaran.
  7. Stimulasi Sensorik
    • Aroma terapi ringan, tekstur berbeda, atau kotak kenangan untuk merangsang panca indra.
  8. Pendekatan Multidisipliner
    • Kolaborasi dokter, perawat, fisioterapis, psikolog, hingga pekerja sosial untuk penanganan komprehensif.

Tips praktis yang diberikan dr. Arundati untuk caregiver

  • Jadwalkan 2–3 aktivitas singkat (10–20 menit) per hari yang menstimulasi kognisi tanpa membuat frustasi.
  • Ketika pasien bingung, sederhana dan ulangi. Gunakan kalimat singkat dan jelas.
  • Hindari koreksi yang memicu konflik; alihkan perhatian ke aktivitas yang tenang bila pasien cemas atau agresif.
  • Catat pemicu perilaku (waktu, makanan, aktivitas) untuk menemukan pola dan mencegah episode berikutnya.

Materi Ns. Rina Sogirin Trisnawati,S.Kep — Teknik Imajinasi Terbimbing (Guided Imagery) untuk Mengurangi Cemas

Ns. Rina memaparkan teknik imajinasi terbimbing sebagai alat non-obat yang mudah dipelajari dan bisa dipraktikkan caregiver bersama lansia. Teknik ini menargetkan penurunan kecemasan, peningkatan relaksasi, dan perbaikan tidur.

Langkah-langkah dasar imajinasi terbimbing yang diajarkan

  1. Persiapan lingkungan: Pilih ruang tenang, minim gangguan, posisi duduk/berbaring nyaman.
  2. Pernapasan terkontrol: Mulai dengan napas dalam (4-6 detik masuk, tahan 1–2 detik, 4–6 detik keluar) selama 1–2 menit.
  3. Instruksi visualisasi: Pemandu (caregiver atau perawat) mengajak pasien membayangkan tempat yang aman dan menyenangkan (mis. pantai, taman), dengan deskripsi sensorik (suara ombak, bau laut, sentuhan pasir).
  4. Fokus pada detail: Meminta pasien menyebutkan warna, suara, suhu, atau objek yang dilihat dalam imajinasinya.
  5. Pelepasan perlahan: Mengakhiri sesi dengan kembali ke pernapasan dan secara bertahap membuka mata.
  6. Durasi: 10–20 menit per sesi, dapat diulang 1–2 kali sehari.

Manfaat & adaptasi untuk ODD

  • Mengurangi tegangan emosional, menurunkan frekuensi agitasi, membantu tidur.
  • Untuk lansia dengan gangguan memori berat, gunakan imajinasinya berbasis kenangan nyata (mis. taman masa kecil) untuk mempermudah keterlibatan.
  • Jagalah tempo bicara; gunakan kalimat pendek, irama tenang, dan jeda lebih panjang agar pasien dapat memproses instruksi.

Studi kasus singkat (paradoks implementasi)

Dalam sesi praktek, Ns. Rina menunjukkan contoh pendek: seorang pasien ODD yang mudah gelisah sebelum jam makan. Dengan imajinasi terbimbing 10 menit menjelang makan, pasien menunjukkan penurunan gelisah dan mau duduk makan lebih tenang — menegaskan bahwa intervensi sederhana bisa berdampak cepat bila dipersonalisasi.

Rekomendasi untuk Caregiver — Checklist praktis

  • Buat jadwal harian sederhana (pagi, siang, sore) dengan aktivitas singkat.
  • Sediakan kotak kenangan berisi foto dan benda lama untuk stimulasi reminiscence.
  • Latih 1–2 teknik relaksasi (napas dalam + imajinasi terbimbing).
  • Catat perubahan perilaku dan kondisi fisik di buku harian kecil.
  • Pastikan keamanan rumah: hindari permukaan licin, pasang pegangan di kamar mandi.
  • Cari support group caregiver atau layanan konseling bila merasa kewalahan.

Penutup

Kegiatan di Instalasi Psikogeriatri RS Soeharto Heerdjan pada 3 Oktober 2025 menunjukkan bahwa perawatan demensia yang efektif tidak semata bergantung pada obat—tetapi pada keseharian, keterampilan caregiver, dan intervensi non-farmakologis yang konsisten dan berempati. Dengan pengetahuan praktis dari dr. Arundati dan pelatihan teknik relaksasi oleh Ns. Rina, keluarga dan caregiver memperoleh alat nyata untuk meningkatkan kesejahteraan lansia di rumah.

Untuk informasi lebih lanjut atau rujukan lanjutan, pembaca dapat menghubungi Instalasi Psikogeriatri RS Soeharto Heerdjan (cantumkan kontak internal rumah sakit bila tersedia) atau menjadwalkan konsultasi ulang dengan tim perawat/psikiatri geriatrik rumah sakit.

Share:

Leave Comment

Please login first